Lingkarselatan.com, SUBANG– Penjabat Bupati Subang meluncurkan simulasi makan siang sehat bergizi di SD Negeri Cibitung 1, Kecamatan Ciater, Subang pada Rabu (6/11/2024)
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Nunung Suryani menyampaikan bahwa ini adalah kali kedua program makan siang sehat bergizi diluncurkan, dengan hasil yang sangat menggembirakan.
“Output program ini menggembirakan. Terlihat dari peningkatan kehadiran siswa, gizi anak melalui peningkatan berat dan tinggi badan, bahkan prestasi akademik. Peningkatan tinggi badan mencapai 1,3 cm dan berat badan naik 3-9 ons, ” ujarnya.
Pada gelombang kedua, program ini dilaksanakan di 3 kecamatan, dengan jumlah penerima sebanyak 1.187 siswa.
“Simulasi kedua dilaksanakan di SDN Cibitung 1 dan SDN Cibitung 2 di Kecamatan Ciater, SDN Dangdeur dan SDN Panembong di Kecamatan Subang, serta SDN Sukahaji dan SDN Tunasjaya di Kecamatan Ciasem, “jelas Nunung.
Persiapan telah dilakukan dengan baik agar pelaksanaan program selama 42 hari ke depan berjalan lancar dan bermanfaat bagi perkembangan anak anak Subang.
“Kami sudah melakukan pengukuran awal berat, tinggi, dan nilai siswa, agar program ini bisa lebih optimal meningkatkan gizi dan prestasi mereka, “tambahnya.
Pemilihan SDN Cibitung 1 juga didasarkan pada tingginya angka stunting di Kecamatan Ciater, khususnya Desa Cibitung. “Kami memilih lokasi yang menjadi lokus stunting, harapannya gizi anak-anak terus meningkat,” ujarnya.
Pj Bupati Imran menyampaikan bahwa program makan siang sehat bergizi ini sangat luar biasa dan perlu didukung oleh anggaran daerah.
“Banyak capaian dari program ini. Saat perubahan anggaran, kami menggagas kembali peluncuran program serupa, “ucapnya.
Menurutnya, program ini bukan hanya pemenuhan gizi tetapi juga motivasi bagi anak-anak untuk semangat bersekolah, khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Selain meningkatkan gizi, saya berharap ini bisa memotivasi anak-anak untuk bersekolah, ” tambahnya.
Program ini difokuskan pada sekolah dasar karena usia SD adalah masa pondasi pendidikan.
“SD adalah awal yang penting. Tanpa gizi yang cukup, anak-anak akan kesulitan melanjutkan pendidikan ke tingkat berikutnya,” jelas Dr. Imran.
Dia berharap program ini tidak lagi menjadi perdebatan karena telah terbukti memberi dampak positif.
“Ke depan, ini akan menjadi upaya kita menyongsong Indonesia Emas 2045. Program ini jelas bermanfaat, ” tutup Imran (red/*)
Tinggalkan Balasan