Lingkarselatan.com, SUBANG- Pj Bupati Subang Imran bersama Istri hadir dalam doa bersama dan penghormatan terakhir bagi Albi Ruffi Ozara, bertempat di SDN Jayamukti Blanakan, Subang pada Selasa (26/11/2024)
Albi Ruffi Ozara adalah siswa kelas 3 di SDN Jayamukti Blanakan Subang yang meninggal akibat bullying yang terjadi di sekolahnya. Albi meninggal setelah mendapat perawatan intensif selama 3 hari di ruang ICU Anak RSUD Subang.
Upacara pelepasan dan doa bersama ini diinisasi Imran dengan mengundang seluruh orang tua siswa, guru, dan kepala sekolah agar menjadi peringatan dan pengingat agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di tanah Subang.
Doa bersama dipimpin oleh Asisten Daerah bidang Perekonomian dan Pembangunan H. Hidayat, diikuti oleh masyarakat Desa Jayamukti dan keluarga besar SDN Jayamukti.
Sebelum melepas jenazah Albi ke tempat peristirahatan terakhir, Imran mengucapkan rasa duka mendalam dan mendoakan almarhum agar diterima di sisi Allah SWT.
“Innalillahi wainnailaihi raajiun. Kita berkumpul untuk melepas anak kita, adik kita, kakak kita, saudara kita, Albi Ruffi Ozara,” ucap Imran.
Imran dengan tegas menyerukan, kejadian yang dialami Albi tidak boleh terulang lagi. Bahkan Imran secara gamblang menyatakan apabila pelaku perundungan tidak dapat ditemukan, maka SDN Jayamukti tidak akan diijinkan untuk membuka PPDB pada tahun ajaran mendatang.
“Hal ini tidak boleh terjadi di sekolah. Saya sudah sampaikan berulang kali. Pilih 2, kepala sekolah berhenti atau muridnya dipindah. Kalau pelakunya tidak ketemu, tidak diketahui, saya pastikan tahun depan tidak ada PPDB untuk SD ini. Dan saya pastikan kalau tidak ketemu orangnya, kelas 4-6 tidak ikut ujian,” tandasnya.
Imran ingin seluruh pihak termasuk siswa siswi dan seluruh tenaga pengajar di SDN Jayamukti tidak melindungi pelaku perundungan dan berkomitmen tidak akan pandang bulu dalam kejadian perundungan ini.
“Saya minta teman-temannya ngaku. Teman Albi ngasih tahu kepada petugas, kepada Polisi supaya diusut. Saya tidak akan pandang bulu. Siapapun yang terlibat pasti saya proses,” pintanya.
Imran berpesan kepada seluruh pihak mulai dari guru, orang tua murid, hingga jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Subang bahwa tanggung jawab dalam mendidik dan membina anak adalah tanggung jawab bersama.
“Fungsi bapak ibu guru disamping pengajar, juga harus menjadi pembina bagi muridnya. Kepada orang tua murid juga. Anda punya tanggung jawab untuk membina anak anda di rumah,”ujarnya.
Ia terlihat sangat terpukul dengan kejadian ini karena menurutnya sekolah adalah tempat menciptakan manusia unggul bukan malah menjadi tempat terjadinya perundungan.
“Sekolah fungsinya untuk menciptakan peradaban, bukan kriminal. Untuk menciptakan orang berilmu berakhlak, bukan menciptakan pembunuh, pembully,” unggkap Imran.
“Kejadian ini cukup terakhir kali di Subang. Dan saya pasti akan menegakkan hukum kalau sampai terjadi. Semua sudah kita lakukan untuk mencegah, tapi ini tetap terulang. Saya tidak segan segan menghukum yang terlibat dalam kematian saudara Albi,” tandas Imran.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat yang hadir khususnya teman sekolah Albi untuk mendoakan almarhum Albi.
“Hari ini kita beri penghormatan kepada anak kita ini. Beri penghargaan kepada anak kita ini. Makanya saya lepas Ia di sekolah yang Ia cintai ini. Doakan teman kalian ini. Dengan rasa duka yang mendalam, kita akan melepas Almarhum Albi Ruffi Ozara. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT.” pungkas Imran (red/*)
Tinggalkan Balasan