Lingkarseletan.com, SUBANG- Tokoh Muda Subang, Fauzi Awalludin, mengatakan perlu dilakukan pengecekan dokumen Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pada perusahaan terkait aktivitas perataan tanah di lahan PTPN VIII tepatnya di sekitar perbukitan Gunung Cinta yang berada di wilayah desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Fauzi, pemerintah daerah dalam hal ini harus melakukan peninjauan kembali mengenai aspek Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) terhadap perusahaan yang dituduh sebagai salah satu penyebab banjir lumpur ke wilayah pemukiman warga di desa Curugrendeng yang terjadi pada hari, Sabtu 18 Maret 2023.
“Kalau memang terbukti, penyebabnya akibat adanya aktivitas perataan tanah di perbukitan gunung cinta, maka harus dicek dokumen Amdal nya,” kata Fauzi kepada Lingkarselatan.com, Senin (20/3/)
Dia mendesak semua pihak tidak menganggap enteng persoalan tersebut. Apalagi, menurutnya lokasi proyek tersebut terletak tidak jauh dari pemukiman warga dan jalur provinsi.
Menurut dia, kajian Amdal sangat berguna untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan sekitar oleh rencana kegiatan proyek tertentu sehingga dapat meminimalisasi terjadinya bencana.
“Apa lagi kegiatannya perataan tanah yang luasnya hektaran ya.Kita tidak menampik, curah hujan yang sangat tinggi menjadi penyebab banjir lumpur ke wilayah desa Curugrendeng. Tapi kurang optimalnya pola antisipasi dan pengendalian lingkungan di sekitar Gunung Cinta turut jadi salah satu pemicu banjir lumpur ini,” tandasnya
Ia mengatakan, dalam penyusunan Amdal hendaknya mempertimbangkan kondisi yang paling ekstrim dan situasi terburuk. Jangan sampai terkesan hanya mempertimbangkan situasi yang normal normal saja. Sehingga pola antisipasinya kemudian tidak maksimal.
Sehingga musibah banjir yang baru lalu hendaknya dijadikan momentum untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap Amdal kawasan Gunung Cinta.
“Di mana letak kekurangannya. Apakah Amdal nya sudah dibuat dan disusun dengan sangat baik. Kalau sudah dibuat baiknya dikaji ulang. Supaya bisa dipastikan benar benar layak,” tutupnya.
Warga setempat, kejadian banjir lumpur yang menerjang Dusun Babakan Curugrendeng, Desa Curugrendeng, semua itu bermula karena proyek perataan tanah di lahan PTPN VIII. Aktivitas perataan tanah tersebut merupakan kerjasama antara PTPN VIII dengan PT. Bintang Pratama Sentosa di wilayah perbukitan gunung cinta yang dinilai sebagai biang kerok banjir lumpur tersebut.
“Ini akibat proyek di atas.Awalnya kawasan perbukitan itu merupakan daerah resapan air dan penyangga. Sekarang digunduli, ya ini salah satu dampaknya, saat turun hujan kampung kami dikirim banjir lumpur. Kejadian bisa dikatakan sejarah ya, kenapa? karena baru kali ini kampung kami ada banjir lumpur,” keluh Alek
Diketahui, PTPN VIII dengan PT. Bintang Pratama Sentosa melakukan kerjasama Program Pangan Alternatif Food Estate Ubi Jalar di wilayah perbukitan gunung cinta. (*)
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.