Lingkarselatan.com, SUBANG- Sabtu pagi, mentari pagi baru naik. Udara di Dusun Bunihayu saat itu masih terasa dingin. Di antara parit saluran air pun terdengar suara cangkul menghantam tanah dan obrolan ringan yang penuh semangat dibalut canda ria.
Di situlah, tampak Kades Bunihayu, Bhabinkamtibmas dan Babinsa serta berdiri.Lengan bajunya nya digulung. Bajunya basah oleh keringat. Senyum kecil pun menghiasi wajahnya, meski keringat terus menetes deras.
Tangannya tak diam. Ia ikut mengayunkan cangkul, mengangkat tanah yang membuat dangkal saluaran air (TPT) bersama warga Desa Bunihayu Kecamatan Jalancagak Subang.
Pagi itu, mereka bergotong royong membersihkan saluran air. Bukan sekadar kerja bakti. Ini kerja harapan, agar lingkungan di wilayah tugasnya itu lebih tertata dan lebih indah.
“Kalau tidak dibersihkan, pas hujan airnya bisa melubar ke badan jalan, kata Aipda Roni ambil meghujankan cangkulnya ke dalam tepi saluran. “Ini bentuk kepedulian bersama. ucapnya.
Sisi lain, ada wajah-wajah warga yang bekerja bersama tampak letih, tapi bahagia. Salah satunya, Pria yang akrab disapa Bapak Kadus, pria berusia 50 tahun. Ia datang sejak pagi, membawa cangkul dan senyum.

“Senang lihat Pak Kades, Pak Bhabinkamtibmas dan Pak Babinsa turun langsung. Nembe ayauna aya nu kompak kieu (Baru kali ini ada yang kompak seperi ini), ” katanya sambil mengusap mukanya. “Bukan cuma menyuruh, tapi ikut kerja. Kami jadi semangat.” tuturnya.
Langit makin terik. Tapi semangat di Dusun Bunihayu tak surut. Para ibu menyiapkan teh dan nasi liwet untuk para pekerja.
Suasana seperti hari raya. Tapi bukan karena pesta, melainkan karena rasa kebersamaan yang menghangatkan.
“Kata-kata hari ini mah. Nasi Liwet, sajian sederhana, rasa kebersamaan, ” ucap Kepala Desa Bunihayu, Endang sambil menyantap nasi liwet ‘rasa’ kebersaamaan. (red)
Tinggalkan Balasan